8 Juli 2023 Madrasah Fattah Hasyim mengawali Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dengan kegiatan Rapat Awal Tahun Ajaran 2023/ 2024. Agenda pertemuan tersebut adalah : (1) Sosialiasi Tatib dan Tupoksi Guru. (2) Perecanaan Pembelajaran Semester I. Dilanjutkan dengan (3) Pengarahan oleh Kepala Madrasah dan diakhiri dengan do’a.
Diantara yang berbeda pada rapat awal tahun ini adalah tentang sosialisasi perubahan KBM bahwa pada tahun ajaran 2023/2024 ini Madrasah Fattah Hasyim resmi memberlakukan 8 Jam Pelajaran per hari dengan durasi 30 menit per mata pelajaran.
Perubahan ini berdasar pada evaluasi dari Tim Kurilulum dan arahan dari Pimpinan tentang skema kurikulum yang efektif Pasca Pandemi dan kesesuaian kebutuhan waktu masing-masing mata pelajaran di Madrasah Fattah Hasyim yang sangat bervariatif.
Pada sesi pengarahan oleh Kepala Madrasah, H. Mohammad Idris menyampaikan tentang pentingnya seorang pendidik agar mengetahui titik kekurangan pada diri sendiri sebagai evaluasi dan perubahan ke arah lebih baik.
Lebih lanjut beliau menukil dawuh dari Imam Ibnu Hajar al-Atsqalani bahwa ada 3 ciri seorang yang dikehendaki oleh Allah menjadi orang baik yaitu : (1) Orang itu akan difahamkan dengan ilmu agama/ tafaquh fiddin. (2) Menjadi orang yang zahid dunia. Dan (3) Orang yang mampu melihat cacat kekurangannya sendiri.
Mengenai tanda orang baik yang ketiga yaitu mampu melihat cacat kekurangannya sendiri, beliau kaitkan dengan Pribadi Pendidik yang sayogyanya mampu melihat kekurangan suatu metode pembelajaran yang disampaikan kepada siswa. Hal tersebut sesuai dengan manajemen organisasi yaitu Planning, Organizing, Actuating, dan yang perlu dilakukan pendidik setelah itu adalah Controlling.
Dalam hal ini Kepala Madrasah juga mendorong Tim Kurikulum untuk melakukan controlling dalam bentuk mengadakan assasment atau penilaian guru. Yang hasil dari Penilaian tersebut dapat dijadikan evaluasi tentang perlunya upgrading metodologi mengajar dan kompetemsi guru.
Beliau kemudian mencontohkan metodologi yang dimaksud seperti yang pernah diteladankan oleh Abah KH. Mohammad Djamaluddin Ahmad dimana pada tahun 1986 di usia Ibtida’ beliau mendapat hadiah ulang tahun berupa metode pembelajaran yang sudah sangat maju yakni berupa bulpen yang jika bulpen itu ditarik maka akan keluar kertas yang berisi Ru’us-ru’us dalam ilmu Shorof seperti فعل ، نصر ، مدّ. Apa yang dilakukan Abah Djamal tersebut adalah contoh metode belajar.
Dalam kesempatan tersebut Bapak Kepala Madrasah juga memotivasi para pendidik agar tidak berhenti belajar walaupun telah menyandang predikat sebagai guru. Beliau menceritakan Kiai Mustofa Bisri ketika dipamiti oleh Putranya yang hendak berhenti kuliah. Pada saat itu Kiai Mustofa Bisri memberi pesan kepada putranya, “Kamu boleh berhenti kuliah, tapi Kamu tidak boleh berhenti belajar”.
Demikianlah seharusnya seorang pendidik, walaupun telah menjadi guru harus terus melalukan upgrading ilmu dengan terus belajar. Karena apabila seorang guru telah memutuskan berhenti belajar, maka saat itulah ia telah berubah menjadi bodoh. (*)