Rapat Dewan Guru awal tahun ajaran 2024/2025 telah dilaksanakan di Ruang Rapat Madrasah Fattah Hasyim, Gedung 2, pada Sabtu, 13 Juli 2024. Rapat tersebut diikuti oleh Kepala Madrasah, Wakil Kepala Madrasah, semua dewan guru, dan tenaga kependidikan.
Acara dengan motto madrasah “Berakhlaq, Berkualitas, dan Kreatif” itu dimulai dengan pembukaan yang diikuti oleh tawassul dan tahlil, dipimpin oleh Bapak Hamam. Setelah itu, Wakil Kepala Madrasah 1 menyampaikan tata tertib, tugas pokok guru, dan fungsi guru. Evaluasi Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) pada tahun ajaran 2023-2024 juga dilakukan, serta penyampaian materi-materi penting seputar sosialisasi penerapan KBM tahun ajaran 2024-2025 oleh Koordinator Bidang Kurikulum. Koordinator Bidang Tata Usaha juga mensosialisasikan Program APK SIM. Pembahasan penting lainnya yang menunjang proses pembelajaran tahun ini turut dibicarakan.
Dalam sambutannya, H. Moh. Yahya, S.Pd.I mengingatkan pentingnya menjaga wudhu saat proses belajar mengajar, baik bagi dewan pengajar maupun siswa. Hal ini bermula dari pertanyaan yang disampaikan salah satu peserta rapat pada sharing session.
“ Abah Kyai Djamal ngendiko, ben ilmune iso sambung antarane guru lan murid, kudu ndue wudhu ” (Abah Kyai Djamal menyampaikan, agar ilmu antara guru dan murid bisa tersambung, maka harus punya wudhu ketika proses belajar mengajar),” ungkapnya.
Wakil Kepala 1 Madrasah Fattah Hasyim tersebut juga menambahkan bahwa guru diibaratkan sebagai kran, ilmu sebagai air, dan murid sebagai gelas yang siap menerima air. Kejernihan air akan berubah jika krannya kotor atau gelasnya kotor.
“Maka baik kran maupun gelas harus bersih. Baik guru maupun murid harus sama-sama punya wudhu ketika proses belajar mengajar. Seperti yang seringkali Abah Kyai Djamal pesankan kepada kita semua,” tambahnya.
Kepala Madrasah Fattah Hasyim, H. Mohammad Idris, S.Pd.I, dalam sambutan arahannya menyampaikan tentang perlunya mengembangkan potensi siswa yang beragam, baik dalam bidang akademik maupun non-akademik.
“Dengan keragaman mata pelajaran yang ada di madrasah kita, lulusannya tersebar di berbagai tempat. Ada yang bisa menang kompetisi matematika, bahasa Inggris, lomba IPA, ada juga yang menang operet drama. Ada juga yang pamit ke saya mau masuk ke akpol, mau jadi tentara, ada juga yang mau kuliah di tata boga. Ya, seperti itulah. Santri itu memang harus ada di mana-mana,” ujar beliau.
“Kalau mau lebih maksimal lagi, mari kita coba seleksi. Siapa yang punya potensi, kemudian kita beri pendampingan terbaik,” pungkas beliau.
Kepala Madrasah juga meyampaikan bahwa diluar segala kesiapan pembelajaran secara umum yang telah disusun dengan baik oleh koordinator bidang kurikulum, kesiswaan, dan lainnya, Semua pihak, khususnya guru pengajar harus ngopeni ruhani.