Jombang, 26 Januari 2025 – Ahad kemarin, aula Yayasan Bahrul ‘Ulum Tambakberas menjadi saksi bagi agenda penting yang diselenggarakan oleh BK Madrasah Fattah Hasyim. Kegiatan bertajuk “Konseling Bersama Kelas Akhir Madrasah Fattah Hasyim: Studi Lanjut dan Karier” ini dihadiri oleh seluruh siswa kelas akhir, dengan total 248 peserta, terdiri dari 119 siswa putra dan 129 siswi, yang didampingi oleh wali kelas masing-masing.

Acara dimulai dengan pembukaan, diikuti oleh tahlil yang dipimpin oleh Bapak Abdul Halim, S.E. Selanjutnya, para peserta menyanyikan Lagu Indonesia Raya yang dipimpin oleh dirigen. Sambutan dari Kepala Madrasah, Bapak H. Mohammad Yahya, S.Pd.I, menandai pentingnya pertemuan ini.

Dalam sambutannya, Bapak K.H. Yahya memberikan pesan serius kepada seluruh siswa bahwa di manapun mereka berada setelah ini, harus bisa menjaga dua hal. “Pesan saya, di manapun berada, jagalah akidah Ahlussunnah Wal Jama’ah An-Nahdliyyah. Yang kedua, jangan sekali-kali mendekati zina, sekecil apapun. Kalian harus bisa menjaga diri sebab di luar sana, pergaulan sangat memprihatinkan,” tegasnya.

Sesi konseling tentang studi lanjut yang dipandu oleh moderator, Muhammad Afwan, I.M., M.Ag., dengan narasumber Bapak Dr. H. Muhammad Yahya, S.Th.I, M.Hum. berlangsung dengan menarik. Dr. Yahya menyampaikan rasa syukurnya bisa kembali hadir di Tambakberas dan siap memberikan ilmu kepada siswa-siswi.

“Ketika saya dihubungi oleh Dr. Moch. Nurcholis untuk mengisi acara ini, saya tidak bisa menjawab yang lain kecuali siap,” ungkapnya.

Kehidupan di dunia kampus menjadi sorotan utama bagi mahasiswa dan calon mahasiswa, terutama dalam menghadapi berbagai peluang dan tantangan setelah lulus. Dalam sebuah diskusikali ini, Dr. Mohamad Yahya dari UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon, membahas berbagai aspek penting yang perlu diperhatikan oleh mahasiswa. Dr. Yahya menjelaskan bahwa salah satu pertanyaan krusial bagi mahasiswa adalah “Mau ke mana setelah lulus?” Banyak mahasiswa yang sudah memiliki rencana, namun mengalami kendala seperti ketidaksetujuan orang tua atau masalah finansial. Sebagian lainnya masih bingung menentukan langkah selanjutnya.

Dalam konteks pendidikan tinggi, Dr. Yahya menggarisbawahi pentingnya prinsip-prinsip seperti restu guru, dukungan orang tua, keberkahan, dan kebermanfaatan dalam memilih jurusan dan kampus. Ia juga menekankan bahwa pemilihan jurusan harus sesuai dengan minat dan bakat, serta mempertimbangkan potensi masa depan.

Berkaitan dengan tipologi kampus, Dr. Yahya menjelaskan perbedaan antara perguruan tinggi negeri (PTN) dan perguruan tinggi swasta (PTS), serta berbagai jenis akreditasi yang ada. Ia menyebutkan bahwa pemahaman tentang identitas kampus, jurusan, dan akreditasi dosen sangat penting bagi mahasiswa untuk menentukan pilihan yang tepat. Di samping itu, Dr. Yahya juga memperingatkan tentang tantangan pergaulan di lingkungan kampus, seperti pertemanan yang toxic dan pengaruh ideologi yang dapat memengaruhi disiplin diri mahasiswa. Ia mengajak mahasiswa untuk aktif dalam diskusi, membaca, dan menulis, serta membangun jaringan yang dapat mendukung kesuksesan mereka.

Di akhir sesi, beliau menyampaikan pesan, “pertimbangkan dengan matang sebelum kamu memutuskan,” tegasnya.

Ulil, siswa kelas XII C, mengaku sangat antusias dengan agenda semacam ini. Ia melihat betapa madrasah tidak ingin siswa-siswinya berjalan sendiri. “Saya melihat besar kepedulian madrasah kepada siswa-siswinya, khususnya kelas akhir seperti kami. Rasanya seperti benar-benar dibimbing dari awal hingga menjelang akhir, dan semoga seterusnya bisa mendapat bimbingan seperti ini,” ungkapnya.

Bapak Abdul Halim, S.E., Kepala Bidang BK Madrasah Fattah Hasyim, menyampaikan apresiasi tinggi kepada semua pihak yang mendukung kelancaran acara ini. “Kegiatan ini merupakan upaya madrasah untuk memastikan anak-anak mendapatkan yang terbaik,” katanya.

Sebagai pemungkas acara, tim PMB dari IAIBAFA Jombang melakukan sosialisasi. Mengenalkan budaya kampus yang kondusif dan berada di lingkungan pesantren. Tentu dengan harapan besar agar sebagian besar siswa-siswi Madrasah Fattah Hasyim bisa melanjutkan pendidikan pesantrennya hingga perguruan tinggi, sesuai dengan jargon kampus: “Menjadi Santri yang Akademisi dan Akademisi yang Santri.”

Kegiatan ini diakhiri dengan penutup dan doa, berharap agar semua siswa dapat melanjutkan studi dengan baik dan memperoleh keberkahan di masa depan.