FH Media – Sebanyak 50 siswi perwakilan kelas dari Madrasah Fattah Hasyim mengikuti kegiatan Bimbingan Remaja Usia Sekolah (BRUS) dengan tema “Remaja Sehat, Terampil, dan Qur’ani” pada Rabu, 12 November 2025, mulai pukul 08.00 WIB hingga selesai. Kegiatan yang diselenggarakan oleh tim dari Kementerian Agama (Kemenag) ini bertempat di Aula Lantai II Kampus B Madrasah Fattah Hasyim.
Program ini bertujuan untuk membekali para remaja dengan pemahaman mendalam tentang kesehatan diri dari perspektif Islam, konsep diri yang positif, dan keterampilan mengelola emosi.
Koordinator Bidang Bimbingan dan Penyuluhan/Bimbingan Konseling (BP/BK) Madrasah Fattah Hasyim, Bapak Abdul Halim, S.E., menyambut baik inisiatif tersebut.
“Kami sangat mengapresiasi program BRUS dari Kemenag ini. Materi tentang konsep diri dan pengelolaan emosi ini sangat vital bagi siswi kami untuk menghadapi tantangan zaman, terutama di era digital. Kami berharap, bekal ini benar-benar membentuk mereka menjadi remaja yang tidak hanya cerdas akademik, tetapi juga ‘Sehat, Terampil, dan Qur’ani’, sesuai dengan tujuan pendidikan di madrasah,” ujar Bapak Abdul Halim.
Fasilitator utama kegiatan, Alif Chandra Kurniawan, M.H.I., seorang Penyuluh Agama Islam dan Penghulu Ahli Pertama pada KUA Kec. Jombang, memandu para peserta melalui dua sesi utama: Mengenali Diri dan Konsep Diri serta Terampil Mengelola Diri.
Dalam sesi pertama, Alif Chandra Kurniawan menyoroti definisi remaja sehat menurut Islam, yang mencakup aspek iman, akhlak, dan sosial di samping fisik. Beliau menekankan pentingnya konsep diri bagi remaja.
“Mengenali diri sendiri adalah jalan untuk mengenal Allah. Konsep diri merupakan cara dan sikap seseorang dalam memandang dirinya sendiri, termasuk mengenali siapa dirinya, karakteristik, tingkah laku, kemampuan, hingga kelebihan dan kekurangan yang dimiliki,” ujar Alif dalam paparannya.
“Penting bagi setiap remaja untuk mengetahui dan memahami dirinya agar mampu menumbuhkan serta mengembangkan kemampuannya. Setelah itu, terbentuklah sikap dan perilaku dalam menentukan arah dan prinsip hidup yang diinginkan. Konsep diri yang positif akan menjadikan seseorang memiliki harga diri yang kuat.”
Sesi kedua berfokus pada keterampilan mengendalikan diri dan mengelola emosi, yang esensial dalam menghadapi isu-isu pergaulan remaja seperti narkoba, tawuran, dan kecanduan media sosial.
Alif Chandra Kurniawan mengingatkan peserta tentang “Hukum aksi – konsekuensi,” bahwa setiap pilihan dan tindakan akan membawa konsekuensi.
“Emosi adalah reaksi subjektif terhadap suatu keadaan atau interaksi, sesuatu yang menggerakkan karena perubahan psikologis dan fisiologis. Ketidakmampuan mengelola emosi dapat menyebabkan stres dan konflik hubungan,” jelas Alif. “Tujuan dari cerdas emosi adalah agar kita bisa membangun empati, mengambil keputusan, menghindari bahaya, dan mengurangi konflik. Ini modal penting untuk mencapai harapan dan cita-cita.”
Salah satu peserta, Binti Habibah, siswi Madrasah Fattah Hasyim, menyampaikan kesannya setelah mengikuti program tersebut.
“Saya merasa tercerahkan, terutama dengan materi tentang konsep diri. Sebelumnya saya sering merasa bingung dengan kekurangan yang saya miliki, tapi sekarang saya jadi paham bahwa semua itu adalah bagian dari diri yang harus dikenali. Penjelasan tentang kecerdasan emosi juga sangat membantu, karena ini bekal penting untuk menghindari hal-hal negatif di pergaulan kami. Saya harap ilmu ini bisa saya terapkan di kehidupan sehari-hari,” ujar Binti Habibah.
Kegiatan BRUS ini diakhiri dengan diskusi kelompok mengenai karakter remaja menurut Al-Qur’an. Fasilitator menyimpulkan pilar-pilar Remaja Qeren Qur’ani (RQQ) yang harus dipegang teguh, termasuk Mengenal diri (prinsip tauhid), Mengelola diri (bijaksana dan rendah hati), Mengenali orang lain (empati), dan Membangun hubungan baik (disiplin dan tepat janji).
“Remaja sehat menurut Islam adalah remaja yang tidak hanya kuat jasmaninya, tapi juga kuat iman, akhlak, dan pikirannya. Jadilah Generasi Qur’ani, Jayakan Negeri kita ini!” tutup Alif.